Selasa, 23 Agustus 2011

Sistem Bilangan

SISTEM & KONVERSI BILANGAN
1.     Bilangan Desimal
Bilangan yang memiliki basis 10 
Angkanya : 1,2,3,4,5,6,7,8,9 & 0   ( r =10 )
Comtoh : 1045
2.     Bilangan Biner
Memiliki basis 2
Angkanya : 0 & 1   ( r = 2 )
Contoh : 0110₍₂₎

3.     Bilangan oktal
Memiliki basis 8
Angkanya : 1,2,3,4,5,6,7 & 0    ( r = 8 )
Contoh : 7046₍₈₎

4.     Bilangan hexa desimal
Memiliki basis 16
Angkanya : 0.1.2.3.4.5.6.7.8.9,A,B,C,D,E,F    ( r = 16 )
Contoh : 10A5₍₁₆₎




1)    Konversi bil. Desimal ke bil. Biner
Dengan membagi terus menerus bil. Desimal dengan 2, sisanya dari yang terkhir sampai yang pertama merupakan bil. Biner yang di dapat.
Contoh : 22 = 1011₍₂₎

   22 
    ₂ 11 ₁
     ₂ 5 
         2 ₀
           1
2)    Konversi bil. Biner ke bil. Decimal
10110₍₂₎ = . . .
10110 = 1 x 2⁴ + 0 x 2³ + 1 x 2² + 1 x 2¹ + 0 x 2⁰
               = 1 x 16 + 0 +1 x 4 + 1 x 2 + 0
               = 16 + 4 + 2
               = 22

3)    Konversi bil. Decimal ke bil. Octal
Contoh : 87 = 127₍₈₎
  87 ₇
10 ₂
      1

4)    Konversi bil. Octal ke bil. Decimal
Contoh : 127₍₈₎ = . . .
1    2   7 = 1x8²+2x8¹+7x8⁰
               =1x64+2x8+7x1
               =64+16+7
               =87

5)    Konversi bil. Hexadecimal  ke decimal
Contoh : 1A5₍₁₆₎ = 421
                           = 1x16²+AX16¹+5x16⁰
                           = 256+160+5
                           = 421

6)   Konversi bil.biner ke bil. Octal
Mengelompokkan 3,3,3 dari kanan
101⃒010 ⃒110
5      ⃒2      ⃒6
101010110₍₂₎ = 526₍₈₎

7)   Konversi bil. Biner ke bil. Hexadecimal
Mengelompokkan 4,4,4 dari kanan
Contoh : 110⃒1101⃒1110
               6    ⃒ D     ⃒E
               11011011110₍₂₎ = 6DE₍₁₆₎

Gerbang Logika

≈ GERBANG LOGIKA  adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay), cairan, optik dan bahkan mekanik.
Dan hanya bernilai 0 (nol) dan 1 (satu)


1.GERBANG AND (A.B)
Output akan bernilai “1” jika kedua inputnya “1”


* TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

ABY
000
010
100
111


2.GERBANG OR (A+B)
Outputnya akan bernilai “1” jika salah satu inputnya bernilai “1”

*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

ABY
000
011
101
111


3.GERBANG NOT (INVERTED)
Output akan selalu berlawanan dengan inputnya
 
*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

AY
01
10


4.GERBANG NAND (NOT AND)
Output akan bernilai “0” jika kedua inputnya “1”
*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

ABY
001
011
101
110

5.GERBANG NOR (NOT OR)
Outputnya akan bernilai “1” jika kedua inputnya bernilai “0” 
Logic-gate-nor-us.png

*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

ABY
001
010
100
110

6.GERBANG XOR (EXCLUSIVE OR) A .B+A.B
Outputnya akan bernilai “1” jika inputnya berbeda

*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)

ABY
000
011
101
110
7.GERBANG XNOR (EXCLUSIVE NOR)
Outputnya akan bernilai “1” jika inputnya sama

*TABEL KEBENARAN (TRUTH TABLE)
ABY
001
010
100
111



Cara Kerja Hardisk

Langkah Pertama

Dilakukan pengaksesan terhadap harddisk untuk melihat dan menentukan di lokasi sebelah mana informasi yang dibutuhkan ada di dalam ruang harddisk.
Pada proses ini, aplikasi yang kita jalankan, Sistem operasi, sistem BIOS, dan juga driver-driver khusus (tergantung pada aplikasi yang kita jalankan) bekerja bersama-sama, untuk menentukan bagian mana dari harddisk yang harus dibaca.


Langkah Kedua

Harddisk akan bekerja dan memberikan informasi di mana data/informasi yang dibutuhkan tersedia, sampai kemudian menyatakan, “Informasi yang ada di track sekian sektor sekianlah yang kita butuhkan.” Nah pola penyajian informasi yang diberikan oleh harddisk sendiri biasanya mengikuti pola geometris.
Yang dimaksud dengan pola geometris di sini adalah sebuah pola penyajian informasi yang menggunakan istilah silinder, track, dan sector. Ketika informasi ditemukan, akan ada permintaan supaya mengirimkan informasi tersebut melalui interface harddisk untuk memberikan alamat yang tepat (sektor berapa, track berapa, silinder mana) dan setelah itu informasi/data pada sector tersebut siap dibaca.

Langkah Ketiga

Pengendali program yang ada pada harddisk akan mengecek untuk memastikan apakah informasi yang diminta sudah tersedia pada internal buffer yang dimiliki oleh harddisk (biasanya disebut cache atau buffer).
Bila sudah oke, pengendali ini akan menyuplai informasi tersebut secara langsung, tanpa harus melihat lagi ke permukaan pelat itu karena seluruh informasi yang dibutuhkan sudah dihidangkan di dalam buffer.
Dalam banyak kejadian, harddisk pada umumnya tetap berputar ketika proses di atas berlangsung. Namun ada kalanya juga tidak, lantaran manajemen power pada harddisk memerintahkan kepada disk untuk tidak berputar dalam rangka penghematan energi. Papan pengendali yang ada di dalam harddisk menerjemahkan instruksi tentang alamat data yang diminta dan selama proses itu berlangsung, ia akan senantiasa siaga untuk memastikan pada silinder dan track mana informasi yang dibutuhkan itu tersimpan.
Nah, papan pengendali ini pulalah yang kemudian meminta actuator untuk menggerakkan head menuju ke lokasi yang dimaksud. Ketika head sudah berada pada lokasi yang tepat, pengendali akan mengaktifkan head tersebut untuk melakukan proses pembacaan. Mulailah head membaca track demi track untuk mencari sektor yang diminta. Proses inilah yang memakan waktu, sampai kemudian head menemukan sektor yang tepat dan kemudian siap membacakan data/informasi yang terkandung di dalamnya.

Langkah Terakhir

Papan pengendali akan mengkoordinasikan aliran informasi dari harddisk menuju ke ruang simpan sementara (buffer, cache). Informasi ini kemudian dikirimkan melalui interface harddisk menuju sistem memori utama untuk kemudian dieksekusi sesuai dengan aplikasi atau perintah yang kita jalankan.